Taman Lampion, Taman Kota di Klaten yang Cocok Untuk Menikmati Senja

Taman di tengah-tengah kota memang menjadi penetralisir keramaian. Jalanan yang dipadati mobil-mobil serta motor-motor seolah membuat mata buram dan meningginya emosi. 

taman lampion klaten
Google Maps/Kabar Klaten

Tidak ada pemandangan yang menyegarkan di sana, hanya jalanan ruwet dan beberapa kesibukan yang membosankan. Klaten dengan beraninya mendirikan taman di tengah kota. 

Tentu hal ini berkaitan dengan cara meredam segala sesuatu yang akan meningkatkan tingkat stres pada orang-orang. Setidaknya, dengan singgah di taman tersebut, hati menjadi agak tenang dan emosi meredam. 

Tak hanya itu, taman ini memiliki berbagai macam wahana. Mulai wahana untuk anak-anak dan untuk sepasang kekasih yang sedang memadukan cinta. Semua ada dan bisa dinikmati oleh pengunjung, siapa pun itu. 

Baca juga: Destinasi Bambu ala New Selo

Taman Lampion dan Segala Keistimewaannya

Taman Lampion merupakan taman kota yang berada di Klaten. Siang menjelang sore kala itu, kekasihku mencari tempat yang menyenangkan untuk duduk dan sekadar berbagi tawa. 

Kalau pergi ke tempat wisata, kami rasa bukan tempat yang tepat. Karena di tempat wisata orang-orang memilih mondar-mandir mengabadikan momen daripada duduk bersantai. 

Kekasihku pun menemukan tempat yang cocok. Taman Lampion Klaten. Dengan jemari-jemarinya yang mungil itu, dia melihat-lihat bentuknya.  

Dan ternyata bentuk dari taman itu memang sesuatu yang kami cari. Akhirnya tanpa berpikir dua kali, kami pun melesat ke sana. Kami berangkat dari Solo melalui berbagai jalan.

Oh iya, buat kamu yang ingin ke sana tidak perlu repot-repot mencari di mana letak Taman Lampion ini. Taman ini berada di jalan Solo-Jogja. 

Kalau kamu dari arah utara, taman lampion ini terletak di sebelah kanan jalan. Tapi kalau kamu dari Selatan, dari Jogja misalnya kamu harus memutar terlebih dulu karena jalannya hanya satu arah.

Taman lampion ini dekat dengan alun-alun Klaten. Atau bisa dibilang sebelum alun-alun Klaten. Tulisan taman lampion terlihat jelas di gapura masuknya saat kamu menengok ke sebelah kanan dari Utara. 

Meskipun namanya hanya sebuah taman, tetapi taman ini sangat luas. Dari tempat parkirnya saja kamu dapat melihat bagaimana luasnya taman ini. 

Tempat parkir taman lampion bisa digunakan oleh beberapa mobil dan beberapa motor dan itu pun masih tersisa sangat luas. Karena tersisa sangat luas, banyak sekali pedagang dan penyewa replika kereta anak-anak memanfaatkannya.

Baca juga: Taman Pelangi Jogja

Wahana Taman Lampion

Banyak sekali wahana yang bisa kamu nikmati di Taman Lampion ini. Tentu saja wahana-wahana itu sangat menyenangkan. 

Apalagi untuk berfoto atau sekedar bersantai. Kamu boleh kok datang dengan siapa saja. Mungkin dengan kekasih, keluarga, atau bahkan dengan anak-anak. Karena wahana di sana bersifat universal. Siapa pun bisa menikmati wahana tersebut.

Lalu apakah wahana-wahana itu? Jika kamu penasaran langsung saja simak beberapa wahana yang pernah kami singgahi dan pernah kami jadikan tempat untuk mengukir kenangan.

1. Jembatan Merah

Usai memarkirkan motor, aku dan kekasihku berjalan ke arah jembatan berwarna merah. Jembatan itu mirip sekali seperti jembatan yang ada di negara China. 

Kami sejenak berhenti di sana. Karena sore kian dekat, langit yang mulanya membiru perlahan mulai menguning.

Kekasihku dengan tergesa-gesa memotret langit yang mulai menguning itu. Wajahnya tampak takjub begitu pula denganku, yang memang sejak dulu sudah menyukai senja. 

Usai memotret cakrawala yang menguning itu, kami pun mengabadikan wajah kami pada dunia selfie. 

Tak henti-hentinya kami terus memenuhi galeri kami dengan cakrawala senja dan senyum burung-burung yang hendak pulang ke sarangnya. Wajah kami semakin girang usai melihat hasil jepretan kamera ponsel kami yang begitu menakjubkan.

Jembatan merah ini dibangun tepat di atas kolam ikan yang bentuknya mirip seperti sungai kecil. Namun waktu itu karena musim kemarau airnya surut dan ikan-ikan pun mati. 

Tetapi waktu musim hujan turun saat kami kembali mengunjunginya, kolam itu sudah berisi ikan-ikan koi yang berwarna-warni. Ikan berwarna-warni itu semakin menambah kesan menakjubkan saat mengabadikan momen di atas jembatan ini.

2. Jembatan Kayu

Usai melalui jembatan merah itu, kami pun terkejut karena taman ini begitu luas. Ada dua jalan yang bisa kamu tempuh untuk pergi mengelilingi taman ini. 

Di sebelah kiri ada jembatan kayu yang berdiri dengan lilitan tali yang kencang. Jembatan itu bisa dilewati 2 sampai 3 orang dewasa, sehingga kamu tidak perlu khawatir atau takut akan jatuh saat menapaki kayu-kayunya.

Jembatan ini bergoyang-goyang karena memang didesain untuk menjadi jembatan goyang atau jembatan yang mirip seperti saat kamu outbound. Memang sih sekilas tampak menakutkan akan tetapi usai merasakannya asyik juga ternyata. 

Kekasihku sempat khawatir, dia terus memegangi tali-tali yang ada di sebelah kiri dan kanan. Sambil sesekali merapalkan doa sepanjang jalan.

3. Kolam Besar dan Patung Hanoman

Akhirnya kami pun sampai di seberang jalan di mana di sana ada kolam besar. Di atas kolam itu berdirilah Hanoman sang kera putih yang dulu menjadi panglima prabu Sri Rama. 

Karena sore kian meredup. Hanoman pun menyala karena di dalam tubuhnya ada lampu berwarna hijau dan kebiruan. Patung sang Hanoman yang perkasa itu seolah menjaga kolam tersebut.

Kami pun duduk di tepi kolam karena kolam ini didesain agar pinggirannya bisa diduduki. Sembari duduk kami pun memainkan air dan ikan-ikan kecil mulai berdatangan. 

Tapi hati-hati ada katak yang juga sering melompat antara teratai satu dengan lainnya.

4. Ayunan

Usai menjahili ikan-ikan kecil itu, rasa penasaran dengan tempat lain kian membumbung. Dengan niat yang begitu kuat dan malam yang mulai menjelang, kami pun melanjutkan perjalanan. 

Kami berjalan mengarah ke selatan. Di sana ada bangku taman yang di tengahnya ada lampu taman yang menyala.

Lalu di sebelah kanannya, ada ayunan besar dan perosotan anak-anak. Kami pun duduk di sana dan menikmati serangga yang mulai berdendang menyambut malam dan gemerlapnya bintang. 

Dingin pun kian mencuat, akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang. Kami pulang dengan masih membawa rasa penasaran di tempat lain yang belum kami singgahi.

5. Bukit yang Mirip Bukit Teletubbies

Beberapa hari kemudian, kami pun kembali lagi ke Taman Lampion.  Kali ini kami sengaja datang ketika matahari hendak meluncur dari singgasananya. 

Kami benar-benar ingin menikmati senja di bukit yang berada di bagian belakang taman ini. Ada kurang lebih tiga bukit yang bisa kamu gunakan kan untuk melihat senja dan kemegahannya. 

Bukit itu mengarah ke barat. Entah disengaja atau tidak tetap saja kami senang. Karena ketika duduk di sana dan saat matahari mulai tergelincir, kami bisa menikmati senja dan mega meganya. 

Bukit-bukit itu kalau kamu ingin tahu bentuknya seperti bukit yang ada di kartun Teletubbies. Tetapi gundukannya tidak terlalu tinggi namun tetap menyenangkan untuk bersantai di sana..

Belum ada Komentar untuk "Taman Lampion, Taman Kota di Klaten yang Cocok Untuk Menikmati Senja"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel